Jamur semut zombie asli, Ophiocordyceps
unilateralis, pertama kali diidentifikasi pada 1865 dan diperkirakan
terdapat di seluruh dunia. "Ternyata ada beberapa spesies lain," kata
David Hughes, ahli entomologi di Pennsylvania State University, yang melakukan
riset tersebut. "Saya menduga jumlahnya bisa mencapai ratusan."
Begitu menginfeksi seekor semut, jamur itu menggunakan sejenis zat kimia yang belum diketahui untuk mengontrol perilaku semut tersebut. Jamur mengarahkan semut meninggalkan koloninya, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan semut normal. Semut itu akan menggigit bagian bawah daun, yang kelak akan menjadi tempat peristirahatan terakhirnya.
Dua dari empat spesies yang baru ditemukan ini juga mengeluarkan tangkai panjang yang lebih kecil dari berbagai bagian tubuh semut korbannya, termasuk dari kaki dan sendi lutut. Spora keempat spesies jamur itu juga mempunyai fitur dan proses pembenihan yang berbeda.
Hughes khawatir salah satu spesies baru itu, O. camponoti-novogranadensis, ada kemungkinan tidak lama lagi akan punah. Dalam kunjungannya ke Brasil, Hughes menemukan bahwa situs tempat spesies tersebut ditemukan kian panas dan kering. Semut bisa tetap hidup melewati perubahan iklim itu, "Tapi jamurnya tidak," tuturnya. Tempo.co.id
No comments:
Post a Comment